Menyeberang Laut
Kali ini gue mengalami perjalanan terbang di malam hari untuk yg pertama kalinya. Dengan nomor penerbangan GA 634, kloter 2 FremantleMedia berangkat jam 18.00 dari BSH, menyeberang laut menuju Makassar. Kebetulan duduk di bangku tengah, gue tidak bisa melongok lebih jauh keluar jendela. Matahari senja sebenarnya masih menerangi pemandangan kota Jakarta dari atas namun beriringan dengan pudarnya cahaya, lampu-lampu bangunan, jalan dan mobil mulai menyala. Hmm, begini rasanya terbang malam, perjalanan lebih terasa santai dan tenang.
Sekitar 140 menit kemudian, gue tiba di Makassar. Waktu berlalu satu jam lebih cepat dari Jakarta, jadi sekarang jam 21.20 WITA. Udara panas langsung menyerbu, padahal kata pilotnya sesaat sebelum mendarat, udara di Makassar bersuhu 26 derajat Celcius. Uh, keringat langsung mengalir dan rasanya badan lengket habis, nggak nyaman sama sekali. Untungnya, gue nggak perlu berlama-lama di bandara ini karena setelah mengambil bagasi,
rombongan langsung menuju Marranu Hotel, tempat menginap sekaligus kerja nanti. Perjalanan menuju hotel menyisakan kenangan tersendiri buat gue. Nyaris lima tahun yg lalu, gue pernah melawat ke kota ini. Saat itu gue masih bekerja untuk Masima Radionet dan sedang menggarap kegiatan off-air Rejoice Shampoo. Jalan dan beberapa wilayah kota nampaknya sudah jauh lebih berkembang namun gue masih bisa merasakan dan mengenali beberapa tempat yg pernah gue lalui kemarin. Pelabuhan, beberapa bangunan lama seperti balaikota dan gedung kesenian, ruas jalan yg pernah dilewati, membawa gue ke lorong waktu saat Pak Hamid menemani gue berkeliling di kota ini. I like this city, and thank you God, for bringing me here again!




sampai hari Kamis.

Mau diasapi. Lagi-lagi untuk kesekian kali. Rencananya besok hari. Nggak bisa masuk kantor sudah pasti. Ruangan bau, sesak napas nanti, bisa 
karena gue harus segera bangun, mandi, check out dan berangkat ke bandara Djuanda. Gue gak sendirian pulang ke Jakarta pagi ini, ada beberapa teman -Deva, Andri, Alett, Benny, Budi, Ori, Martin dan Marco- yg bakal jadi teman seperjalanan.

tapi kayaknya nggak mungkin bisa main plus foto-foto di sana pas terang tanah. Gue ditahan dari pagi sampai kelar abis peserta audisi di dalam ruangan terus dan bisa dipastikan sudah gelap baru bisa keluar....
makan siang di Rumah Makan Rindu Alam , Ngarai Sianok, Goa Jepang, 
