Wednesday, February 23, 2005

Waktu Terus Berlalu


Hujan. Cuaca yg kurang nyaman ini berlangsung sejak kemarin. Hmm, meskipun punya banyak rencana semuanya berakhir di kamar hotel juga. Untungnya masih ada teras yg bisa ditongkrongi, masih ada lampu-lampu di daerah Dago yg bisa dipandangi. Satu persoalan, selesai.

Bosan. Duduk di kursi, remote control di tangan. Televisi cuma jadi kilasan warna putih saking seringnya diganti channel. Nggak ada program yg bagus ditonton. Biar saja menyala, kalau begitu.

Tidur. Ini yg mungkin cocok dilakukan di cuaca dingin nggak ada kerjaan pula. Buat sebagian orang itu memang ide bagus, sayangnya nggak buat gue. Alhasil, bosan dengan posisi telentang, ganti tengkurap. Ganti menyamping, setengah meringkuk ke kanan, berubah lagi ke samping kiri. Mata boleh terpejam, tapi telinga dan pikiran terus jalan-jalan. Enough!
Loncat, cari sandal kamar. Bawa hp, kunci kamar.

Jelajah. Di lorong, gue mulai cari sumber keributan. Suara-suara yg dikenal dengan wajah-wajah yg familiar. Ada banyak pintu terbuka, tapi penghuninya berwajah asing. Sempat ragu-ragu karena malu melongok-longok nggak ketentuan, akhirnya ada teman yg melintas keluar kamar. Adit!

'Hei, kamar elo dimana?'
'Di sini. Lagi ngapain?'
'Nggak ada kerjaan. Iseng aja jalan-jalan. Elo sekamar sama siapa?'
'Budi. Eh, anak-anak lagi di kamarnya Tomi tuh. Gabung aja'

Menyenangkan. Ganggu Hendri yg lagi sibuk nulis -urusan kerjaan, ternyata. Melongok dan ngobrol di balkon kamar. Ledek-ledekan sama Adit, Tomi, Budi, Deva dan Orie. Makan mi instan seada-adanya padahal tadi punya rencana makan di luar. Lalu sibuk mondar-mandir ke kedua kamar sementara di luar hujan masih terus turun....