Tuesday, November 09, 2004

Last_Day@DaOffice

Sudah dua hari berturut-turut ini gue bangun tidur digedor pintu sama ponakan gue, Dini. Hehehe, gedorannya kenceng juga untuk ukuran anak -nyaris- 18 bulan. Begitu gue buka pintu, gue seneng banget ngagetin dia. Gue 'baaa'-in dan biasanya dia langsung lari dan gue kejar dia yang, seringnya lari ke nyokap gue. Eh, biar nggak penasaran ma muka anak kecil ini, nih ada foto dia waktu 3 bulan... *hihihi, masih bayi banget, pasti udah berubah dong tampangnya sekarang*

Ini foto Dini yang mendekati 18 bulan itu:



Sehabis puas -padahal nggak, main sama Dini, gue mandi dan siap-siap berangkat ke kantor. Menikmati kembali kepadatan jalan, terutama di jalan tol, yg makin gila-gilaan karena kayaknya semua orang keluar pakai mobilnya buat beraktivitas atau mungkin juga sudah ada yang mengarah mudik, mau lebaranan. Untungnya, -itulah kelebihan orang Jawa, yang di setiap hal masih ada untungnya, perjalanan gue hari ini cukup lancar dan tiba di kantor jam 9-an. Normal!

Pagi ini, pemandangan pertama yg gue lihat di kantor adalah sebuah parsel yg cukup besar diletakkan di meja tengah. Hmm, ini dia parsel buat Indonesian Idol yg diceritakan Benny kemarin. Isinya standar, makanan kemasan dan minuman kaleng. Cuma gue sempat heran kenapa isinya ini sepertinya nggak pas sama besarnya keranjang, sepertinya kurang. Gue cuma bilang ke Benny dan Pak Hendra, jangan-jangan sudah dibuka dan diambil sebagian isinya. "Masa sih?" kata Benny dengan penasaran. Eh, ternyata begitu diperiksa bagian belakang parsel, ada bagian plastik yang sudah dibuka dan dipasangi selotip lagi. Wah, pantesan kosong. Akhirnya, dengan ketawa-tawa, gue, Benny dan Pak Hendra membongkar parsel dan dengan kesepakatan bersama, kami mengundi isi parsel untuk teman-teman Idol yg masih tersisa di kantor alias belum cuti.

Semua makanan dan minuman kaleng diberi nomor 1 sampai 12. Sedikit banget, euy. Iyalah, cuma itu yg tersisa di keranjang ini. Terus, Pak Hendra bertugas menggunting kertas kecil-kecil yang diberi nomor 1-12 lalu digulung dan dimasukkan ke dalam cangkir kaleng. Hahaha, kami bikin arisan parsel nih. Yang kebagian giliran pertama ambil undian ini adalah teman-teman Idol yg lagi kebagian kerja di lantai 3. Deazy, Athie, Sam. Meskipun sudah punya nomor di tangan, mereka nggak tahu apa yg mereka peroleh karena barang-barangnya ada di lantai 2. Hehehe, surprise! Saking pengen tahu dapat hadiah apa, Athie dan Sam turun buat menukarkan nomor. Ternyata Athie dapat Twister, Sam dapat potato chips(?), Deazy dapat biskuit kelapa. Mereka juga sekalian mewakili Sacha, Odel dan Tina untuk ambil undian. Hasilnya, sereal, cokelat Cadbury dan biskuit Rodeo -plagiatnya Oreo- pindah ke tangan mereka. Pak Hendra sempat becanda, "Yang enak, kue-kuenya itu diambil sama lantai 3 semua ya. Lantai 2 kebagian minuman doang nih." Eits, kecuali Benny dong, dia kebagian makanan yg diidam-idamkannya sejak kemarin lihat parsel itu. Pringles! Sisanya, Pak Hendra dapat Coca-Cola kaleng, Ori dapat Sprite kaleng, Icha kebagian sirup, Vira seharusnya dapat Nutrisari tapi dia nggak mau. Jadi gue aja deh yg ambil. Lumayan, sehat. Akhirnya, selesai juga arisan parsel ini. Moga-moga ada lagi.... *berharap-harap cemas;-)*

Siangnya gue pergi makan siang sendirian ke Plasa Tendean, sekalian juga mau ambil uang buat ditukar uang recehan titipannya si Lilik. Di foodcourt, gue makan barengan sama Rika, Miund, Roy, Athie, Kenny, Mark dan makanannya sama semua, soto mi. Hehehe, ada apa dengan soto mi nih? Today's special for Fremantlemedia crew? Puas makan dan ngobrol, gue ambil duit di ATM Bank Pertama, secara ATM BCA-nya ngadat, terus mampir ke NISP. Ketemu sama Tanti, dia lagi buka account di sana dan nggak lama kemudian gue sudah berhasil tukar uang sepuluh ribuan. Uang lima ribuannya lagi habis, kata mbak teller-nya. Ya, sudah, besok-besok aja, siapa tahu ada lagi.

Gue sudah ada di lantai 2 lagi. Biasanya ruangan ini suka terasa lebih dingin suhunya karena nggak banyak orang yg kerja. Sebagian besar teman memang sudah mengambil cutinya, sementara ada beberapa yg dialih-tugaskan ke The Mission, jadi meja kerja mereka pindah juga ke lantai 3. Ya, makin terasa deh sepi, lapang dan kosong. Tapi siang ini, tiba-tiba ruangan di depan gue menjadi meriah dan ramai. Beberapa teman dari lantai 3 turun dan kerja di sini. Mereka mendadak menjadi pembungkus parsel yg rencananya mau dikirimkan untuk klien besok harinya. Wuuuhhh, jadi seru nih. Terdengar suara-suara lain, cetolehan, komentar, becandaan dan cela-celaan yg lama nggak gue dengar. Ada Putu, Tanti, Sadina, Dita, Aidil, Miranti, Gita, Indra, banyak... Oya, gue juga sempat ketemu sama Wawan - freelance TTC yg sekarang lagi bantu PIR. Ngobrol banyak sama dia dan sempat minta tolong periksa tangan kiri gue yg salah urat, secara dia punya kemampuan prana begitulah. Eh, lumayan lho, setelah dipanasi nyeri tangan gue sedikit berkurang dan nggak sekaku sebelumnya. Cuma Wawan pesan, jangan dipakai buat angkat yg berat-berat dulu.

Makin sore, makin dekat waktu buka puasa, kegiatan bungkus-bungkus parsel ini nyaris selesai. Beberapa teman sudah ada yg kembali ke atas bahkan pamitan pulang, sementara yg lain malah sekalian berbuka puasa di lantai ini. Hmm, berarti tinggal sebentar lagi juga waktu gue di kantor ini. Besok gue sudah mulai cuti. Cuti panjang sampai tanggal 29 nanti. Udah dulu ah, gue dah ditungguin Putu buat pulang bareng.

Bye-bye, office!

Monday, November 08, 2004

Kontes Uji Bakat di Negara Jiran



Hari ini, selain bantuin kategorisasi F100, gue preview VCD Malaysian Idol barengan Vira. Bo, host-nya mirip banget ma anak kuliahan, namanya Aleya dan Jien. Terus kacamatanya si Aleya itu asli genggessz abissss. Coba dia pake softlens aja, pasti lebih cantik, soalnya mukanya itu lumayan lucu - kalo di sini, dia pasti udah ditawarin main di sinetron ABG-ABG gitulah... Ini ada fotonya, tapi sayangnya beda banget sama yg di vcd.

Berhubung di Malaysia multi ras, si Aleya ini kebagian hosting dalam bahasa Melayu. Hihihi, secara kuping nggak pernah terbiasa sama cakap Melayu begini, gue jadi ketawa-tawa melulu dengerin omongannya. Sementara si Jien, thank GOD, pakai bahasa Inggris. Jadinya kan bisa lebih cepat mencerna apa yg sedang diceritakan.

Secara garis besar sih, apa yg ditampilkan di episode-episode awal MI ini nggak jauh berbeda dari episode Idol di negara lainnya. Dimulai dari adegan karaoke singer yang sebangun dengan tayangan Pop Idol di UK sana, yg juga muncul di American Idol I dan Indonesian Idol. Terus ke cerita lainnya, yang secara ide dan misi memang dibuat seragam dalam Idol, terus berkembang ke ide-ide berikutnya. Yang gue suka dari episode MI adalah kekayaan gambar yg ditampilkan, mulai dari profil juri, cerita tentang kontestan, host sampai landscape dari masing-masing kota audisi. Bahkan ada gambar kota Kuching yg diambil dari atas bukit -sepertinya- yang diberi efek fast forward, sehingga gambarnya jadi lebih dinamis dan menarik. Man, gue suka banget sama yang begini modelnya.

Hmm, bertanya-bertanya dong jadinya gue, editingnya berapa lama ya? Soalnya, sumpah, buat bikin gambar-gambar yg bercerita begini, selain naskah yang kuat dan kreatif, waktu editing nggak bisa kalau cuma sebentar, apalagi kayak dikejar-kejar setan model kemarin....

Bo, kok gue jadi sirik sama editingnya MI ya? *bingung*

Friday, November 05, 2004

L'abitudine


Belakangan hari ini, gue menikmati lagi album Andrea Bocelli: Cieli di Toscana (or in English version, Tuscan Skies). Sekelar jam kantor, gue nyaris tiap sore nyetel kaset ini. Ada untungnya nih, karena kantor udah sepi -sebagian besar teman sudah pulang, gue bisa pasang volumenya lebih keras dan nggak diprotes orang. Ya, tahulah, nggak semua suka musik pop klasik.


Setiap kali dengar lagu-lagunya, gue selalu ingat gambar-gambar yg ada di DVD-nya. Langit biru diselingi awan-awan putih. Pohon cemara menjulang, padang rumput dan kebun anggur. Bukit-bukit tanah cokelat dan di kejauhan laut biru-kehijauan. Hmm, sejenak pikiran gue pasti melayang, mengawang, menikmati dengan rakus pemandangan yang luar biasa indah, di kepala gue. Efeknya buat jiwa gue, jadi tenang, jadi damai, jadi nyaman. Nggak pernah bosan, kaset dan DVD ini gue dengar dan tonton. Sumpah, kalau punya duit buat jalan-jalan ke Eropa, pasti gue pilih Italia dan Toscana harus didatangi.

Ada satu lagu yang jadi favorit gue di album ini. Judulnya L'abitudine. Sempat nanya sama Adika apa artinya dalam bahasa Indonesia. Dia bilang, kebiasaan. Uuh, ternyata memang jadi 'kebiasaan' akhirnya....

Thursday, November 04, 2004

Thanks to Wawan!


Tumbenan pagi-pagi Wawan nelepon gue. Jam 8:54. Lha, itu kan pas gue masih duduk dengan nyaman (yakin elo?) di bus sembari menikmati jalan Cawang-Pancoran yang selalu berkondisi normal: macet! Ya, dia cuma bisa jadi missed call-lah karena kalau tokh gue denger bunyinya, gue nggak bakal angkat juga.

Begitu sampai, gue langsung hubungi nomor kantornya. Ternyata, dia mau cerita sudah dapat novel Papillon -terjemahan- yang sejak jaman baheula dia cari-cari. Eh, gue baru ingat, novel Papillon ini kan yang bikin gue dan dia jadi kenalan via milis KPGbookmania. Waktu itu, dia cerita lagi cari buku Papillon, terus gue tawarin pinjam novel itu dari gue, hanya saja bukunya berbahasa Inggris. Tahunya, dia malah ogah, katanya ribet bacanya. Ih, gimana sih? Dia kan editor, mestinya bahasa Inggris dia udah cas, cis, cus, dong ah.... Singkatnya, sekarang dia senang dapat novel terjemahan itu dari perpustakaan Vincentius, Kramat. Minjam, statusnya dan harus sudah dikembalikan hari Sabtu besok. Hari ini buku itu lagi difotopi. Ih, nggak asik banget baca bukunya kan jadi seukuran A4 gitu, bukan? Kayak fotokopi materi kuliah, Wan:-P

Dia juga sempat cerita, suka belanja buku di www.inibuku.com. Katanya, buku yang tersedia lumayan bervariasi dan harganya bisa dapat diskon. Masa sih? Wah, gue biasanya cuma buka yang punyanya Gramedia aja, www.gramediaonline.com. Seringnya sih kecewa, karena banyak yang nggak ada. Boleh juga dicoba.

Sore sehabis jam kantor, gue browsing ke alamat itu, dan ternyata, hasilnya cukup memuaskan. Lumayan lengkap, bo. Makasih ya, Wan!


Personality Check (again?!)



Take the What Fruit Are You? test by Ellen!

Wednesday, November 03, 2004

Rasa yang Pas

ini katanya rasa yg paling cocok buat gue....



Your Icecream Flavour is...Chocolate!
You are the all time favorite, chocolate! Turning white kids black since the 1800s. Staining carpets, car seats, and bed sheets for centuries. One thing is for sure, you will never go out of style. You can't go wrong with chocolate!
What is your Icecream Flavour?

Find out at Go Quiz

What's Going On?


Proposal!

Heh, masih ngutang proposal nih sama orang… Katanya mo coba belajar bikin production budget, kok belum-belum juga mulai mikir dan berhitungnya? Hmm, bingung mo mulai dari mana, bo. Kemarin sempat ada proposal yg bisa gue baca-baca buat belajar dan contoh, rasanya gue simpan di rumah atau di kantor. Tapi, dicari di kedua tempat itu, nggak ketemu-temu nih. Iiih, gemes gue! Jadinya gue masih ‘ngeles’ melulu kalau ditanya. “Buat rough proposal aja dulu, perkiraannya aja,” kata temen gue. Mati ‘lo, tambah nggak enak hati kan? Iya, iya, ampun! *memelas*

Neo Famili 100!

Dua hari yang lalu, gue diminta ngebantuin Famili 100 di urusan kategorisasi jawaban hasil survai. Kerjaan Mia itu ternyata nggak kepegang kalau Mia harus melakukannya sendirian, karena banyak banget survainya – ada 20an kali 50 pertanyaan tiap survai. Karena perlu orang yg udah tahu dan bisa melakukan kategorisasi, BW mengusulkan gue yg bantuin kerjanya. Ya, secara juga gue nggak terlalu ada kerjaan ma Idol 2 dan sebelum gue cuti, jadilah gue melakukan pekerjaan yg sejak Mei 2000 gue pelajari dari Mbak Etty dan gue kerjakan sampai sebelum jadi AP. Hihihi, back to nature nih? Bo, buat Mia, apa sih yang nggak gue lakuin saking cintanya gue sama dia? Hus!!!

Cuti Panjang!

Hmm, belum ada kabar kesepakatan dari RCTI mengenai Idol 2, jadi walaupun gue mendapat perpanjangan kontrak, tetap aja gue belum bisa melakukan pre-production apa-apa. Yang ada, gue Cuma bisa mengambil cuti panjang, karena sisa cuti gue yang –gila-gilaan!- banyak itu. Rencananya sih, mau mulai tanggal 8 November besok sampai akhir bulan, tapi kayaknya mau gue mundurin dulu karena ada sisa kerjaan Touch The Car yg perlu diselesaikan sebelum gue pergi berleha-leha. Besok gue mau ke Metro TV, ketemu Agus buat ambil kaset Betacam, hasil transferan program Famous on Friday dan Berpacu dalam Melodi yg isinya peserta TTC sebagai bintang tamu. Duh, kayaknya udah lama banget ngurusin hal ini dan udah ditanyain melulu sama pesertanya. Soalnya pada nggak sabaran lihat diri sendiri di tivi, gitu.

Developing Development!

Di minggu terakhir Oktober lalu, akhirnya – dengan sedikit rasa segan dan terpaksa, karena sebenarnya gue udah rencana pergi ke acara Sahabat Museum: Naik Sado Keliling Menteng, gue pergi juga ke acara workshop yg diadakan kantor, judulnya Developing Development. Sempat rada-rada bingung juga pas cari pintu masuk hotel Regent alias Four Seasons Hotel, yg jadi lokasi workshop ini karena semua gerbangnya kok tertutup semua. Jadilah gue ma supir taksi Blue Bird sedikit mutar-mutar jalannya. Begitu sampai, bingung juga cari ruang workshop-nya secara nggak ada tanda-tanda apapun dari lobi tempat gue turun. Untungnya gue ketemu ma Mbak Mir dan Elfi jadi gue nggak bego sendiri di sini.

Pendeknya, acara Developing Development-nya cukup sukses dan berkesan. Danny, ehmm, gue lupa jabatannya di Fremantlemedia London sana, lumayan asik dan gila juga pas nerangin dan ngajarin kami proses kreatif melahirkan ide program-program baru. Ternyata kekuatiran gue saat berpikir bikin program baru itu ribet dan susah, malah salah banget. Danny ngasih contoh gampangnya adalah dengan menguliti semua unsur dari satu program yg sudah ada dan berjalan dan pikirkan sesuatu yg berbeda dari unsur yg sudah ada tersebut. Hei, kok jadinya bisa benar-benar 100% berbeda dari yg semula? Quite easy and simple, right?

Tanpa disangka-sangka, dari workshop sehari ini, muncul sekitar 10 ide program baru, karena kemudian kami dibagi kelompok dan diberi tugas kreatif ini. Masing-masing kelompok diberi kesempatan mempresentasikan program barunya dan dari kelompok gue, gue yg ditunjuk buat presentasi. Hihihi, secara bahasa Inggris gitu di depan Danny, Patrick, Susan, Jasmin dan Geraldine juga teman-teman sendiri, gue rada cuek bebek dan dikejar-kejar waktu buka puasa, jadi harus singkat dan jelas presentasinya – tapi tetap dong gue fokus menujukan program baru itu ke Danny. Hei, ternyata reaksinya positif sama program baru kelompok gue ini jadi setelah dipuji sempat-sempatnya gue membungkukkan badan, memberi hormat secara bangsawan…eh, bangsawati ya? Maksa!