Gimenong sih....
Tuhan berbaik hati malam ini. Langit malam Bandung bersih dari awan hujan. Setelah sempat menaruh tas dan menyegarkan diri, gue turun ke lobi dan bertemu teman-teman yg mau makan malam di luar. Ada beberapa pilihan tempat makan yg masih dirembukkan juga soal transportasinya karena mobil hanya ada satu. Nggak cukup muat untuk 8-9 orang. Gue sebenarnya nggak terlalu peduli soal kendaraan, tokh di Bandung banyak angkot. Jadi sementara teman-teman masih diskusi, Budi dan gue siap-siap nyebrang jalan, naik angkot ke Tizi. Ayu jadi ikutan kami karena dia sudah kelaparan tapi diskusi belum kelar juga.
Merasakan sepenggal perjalanan ke arah Pasar Simpang lumayan seru. Gue jadi tahu dimana letaknya kios Bubur Ayam Pak Zaenal yg kata orang enak itu. Bolehlah dicoba kapan waktu. Namun malam ini gue ingin menikmati makanan 'bule' jadi gue pesan Asparagus Soup untuk pembuka dan Caper ala Meuniere with Fries sebagai makanan utama. Porsi ikan kakap ini cukup besar ternyata, akibatnya masih ada yg tersisa saat gue merasa kenyang. Sementara itu, Budi memesan hidangan dengan sosis dan Ayu hanya mencicipi Mushroom Soup. Mereka berdua sedang tidak sehat rupanya, karena begitu selesai makan sup, Ayu pulang lebih awal ke hotel dan Budi tidak sanggup menghabiskan makanannya. Nggak bisa berlama-lama juga nongkrong di Tizi karena Budi makin nggak nyaman sama kondisi tubuhnya jadi kami langsung bayar bon dan balik ke hotel.
Saat tiba di pelataran hotel, kami ketemu Martin dan Orie yg baru berencana makan malam. Mereka ajak kami pergi lagi, tapi Budi sudah nggak sanggup jadi dia mau langsung tidur saja. Akhirnya gue yg pergi bareng mereka. Nah ini bagian yg menyenangkan buat gue, kami berjalan kaki mencari tenda makan. Sebelum Hotel Bukit Dago kami menemukan tenda nasi goreng. Cuma Orie yg makan, Martin dan gue hanya pesan teh botol. Kami ngobrol ngalor-ngidul, ketawa-tawa setiap ada cerita tentang kontestan yg aneh-aneh di ruang precast masing-masing.
Percakapan lalu berpindah tempat ke lobi hotel. Makin tambah seru karena ketemu Hendri, Arif, Riri dan Adit. Dan tahu nggak, di saat inilah aib Riri terungkap. Ceritanya, pas turun dari angkot yg kata abang supirnya sampai ke daerah Dago, Riri, Adit dan Marta terpaksa turun karena si supir belok ke arah lain. Nah, pada saat turun itu Riri ngomel ke supir dan bilang, 'Gimenong sih, abang?!' Duh, gimana marah-marahnya mau dipeduliin sama si abang, kata-katanya 'gimenong' gitu sih. Semua pada ketawa. Riri hanya bisa mengiba-iba supaya ceritanya nggak usah dibahas lagi, tapi percuma. Semua tambah seru ketawa.
<< Home