Saturday, July 23, 2005

Hatsyiii....


Kalau beberapa bulan kemarin penyakit gue nggak pernah jauh dari mulas doang karena kebanyakan makan sambal, dalam dua minggu ini ada tambahan lain. Flu gara-gara alergi. Ini bukan barang baru sebenarnya. Gue dulu pernah begini kalau suhu udara dingin dan tubuh gue nggak bisa beradaptasi sama cuaca. Diawali bersin yg nggak bisa berhenti, pilek terus-menerus sampai mata berair dan bengkak. Kadang alergi suhu ini cuma berlangsung beberapa jam, begitu gue kelar mandi pagi, hilang deh penyakitnya. Tapi, kadang bisa juga seharian penuh menghabiskan satu kotak tisu plus tambahan pusing kepala. Kalau sudah begini, gue nggak mungkin konsentrasi kerja.

Akibatnya, gue jadi rada was-was kalau mulai bersin-bersin lagi. Sekali waktu, gue langsung minum obat flu sekelar mandi biar pilek gue berhenti. Nggak ngerti karena obat itu atau karena suhu tubuh juga sudah beradaptasi, flu itu cuma sebentar terjadi.

Hmm, gue pikir sih kondisi tubuh gue lagi jelek dan nggak ada suplemen apapun yg gue minum untuk jaga stamina, makanya alergi ini muncul lagi. Gue pernah baca artikel, katanya hal ini terjadi karena paru-paru yg lemah. Jadi kalau mau lebih sehat mesti banyak minum jus melon - tanpa ditambah gula, tapi pakai tambahan madu dan jeruk nipis - tiap seminggu sekali. Harus dicoba nih, siapa tahu mujarab!

- ada gambar kartun lucu lainnya di alamat ini: www.k-jostudio.com -

Monday, July 18, 2005

Djakarta Fair




Apa yg biasanya dicari orang saat pergi ke Pekan Raya Jakarta, dulu disebutnya Djakarta Fair?

Jawaban buat pertanyaan ini pasti akan beragam, tergantung kebutuhan, tergantung pengalaman masing-masing orang. Kalau buat diri gue sendiri - karena gue suka makan - dari kecil gue paling suka cari stan American Donut. Jadi setiap pulang dari sana, belum sah rasanya kalau nggak bawa sekantong donat.

Stan American Donut ini buat gue sangat mengesankan. Yang paling gue ingat adalah mesin pembuat donatnya yg terbuka sehingga pembeli bisa melihat langsung proses pembuatan donat. Mulai dari proses cetaknya, adonan tepung dibentuk cincin lalu dicemplungkan secara otomatis ke minyak panas yg mengalir. Beberapa menit kemudian, donat dibalik secara otomatis sehingga sekarang yg terlihat adalah setengah bagian donat yg sudah berwarna kecokelatan. Donat nyaris matang. Sesudah itu, donat-donat yg sudah matang naik ke tempat penirisan, dihilangkan sisa-sisa minyaknya lalu donat siap disajikan dengan aneka taburan.

Saat itu, buat anak perempuan kecil usia 7-8 tahun, mesin ini adalah sihir! Sulap menyenangkan yg mengenyangkan....

PRJ ini digelar pertama kali tahun 1968 dari tanggal 5 Juni hingga 20 Juli dan dibuka atau diresmikan oleh Presiden Soeharto waktu itu dengan melepas merpati pos.Pekan raya di kawasan Monas. PRJ ini pertama disebut DF, singkatan dari Djakarta Fair. Namun kemudian ejaan tersebut menjadi Jakarta Fair sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia saat ini dan kemudian lebih beken dengan Pekan Raya Jakarta. Ide penyelengaraan PRJ muncul atau digagas pertama kali oleh Pemerintah DKI yang kala itu dipimpin oleh Gubernur Ali Sadikin atau Bang Ali pada 1967. Gagasan atau ide ini, karena Pemerintah DKI waktu itu ingin membuat suatu pameran besar yang terpusat dan berlangsung dalam waktu yang lama. Pemerintah DKI waktu itu juga ingin menyatukan berbagai ”pasar malam” yang ketika itu masih menyebar di sejumlah wilayah Jakarta. Pasar Malam Gambir yang tiap tahun berlangsung di bekas Lapangan Ikada (kini kawasan Monas), juga merupakan inspirasi dari pameran yang diklaim sebagai ”Pameran Terbesar” ini.


Tahun 1991, PRJ pindah ke Kemayoran. Gue nggak tertarik lagi pergi ke sana. Duh, jauh benar lokasinya, belum lagi ada keragu-raguan sama keamanan di wilayah bekas lapangan udara itu. Rasanya makin nggak nyaman dan kalau nggak perlu-perlu amat nggak ingin berkunjung ke sana.

Akhirnya, semua berubah karena pekerjaan. Pergi ke PRJ kemudian menjadi hal yg rutin karena kegiatan promo Idol berlangsung di sini. Sejak tahun lalu, nyaris tiap minggu dalam sebulan waktu penyelenggaraan PRJ, gue ikut berkunjung ke tempat ini. Dan apa yg gue cari di Pekan Raya Jakarta, dulunya Djakarta Fair pun ikut berubah.

Garis merahnya tetap makanan - elo mesti lihat ukuran timbangan gue sekarang, jelas jarang sekali bergerak turun.... Gue akan mencari - hah! - makanan asli Betawi, kerak telor. Ini lebih karena gue merasa gue orang Jakarta, kangen sama makanan asli Jakarta. Jarang-jarang ada penjual ini kalau bukan karena ada PRJ.

Nah, ini ada resepnya. Siapa tahu tertarik bikin sendiri....

Kerak Telor
Image hosted by Photobucket.com
Bahan:
100 gr ketan putih, rendam semalaman2 butir telur bebek / ayam1/2 sdt merica1/2 sdt penyedap rasa (bila suka)1 sdm bawang goreng1 sdm kelapa parut, goreng sangrai hingga kecoklatan1 sdt ebi, gerus halus2 bh cabe rawit, iris bulat tipis, garam
Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com
Taburan:
2 sdm bawang goreng1 sdm ebi, gerus halus1 sdm kelapa parut, goreng sangrai hingga kecoklatan

Cara membuat:
Campur bahan untuk taburan jadi satu. Sisihkan.Masak ketan yang telah direndam di penggorengan. Tutup penggorengan dan masak hingga setengah matang. Image hosted by Photobucket.comMasukkan telur, bawang, kelapa kering, ebi halus, cabe rawit, bumbu penyedap dan garam Aduk rata dan tekan-tekan hingga rata permukaannya.Tutup kembali dan biarkan masak dengan api sedang hingga mengerak. Image hosted by Photobucket.comSementara itu panas oven 180° dengan api dari atas. Bila sudah matang, pindahkan ke piring tahan panas dan biarkan dalam oven selama 5 menit hingga bagian atasnya agak kecoklatan.Sajikan dengan menaburkan bahan taburannya. Image hosted by Photobucket.com

Hahaha, resep tadi udah moderen nih. Pake oven segala. Aslinya sih, si abang cukup hanya dengan membalikkan penggorengannya di atas tungku beberapa menit untuk mematangkan bagian atas kerak telor. Hebatnya nih, kerak telor ini nggak bakal lepas atau jatuh dari wajannya. Lengket ke penggorengan sampai si abang melepaskannya untuk dipindahkan ke atas kertas pembungkus makanan berwarna cokelat.

Melihat proses pembuatannya pasti orang akan berpikiran: lama dan ribet banget sih.... Tapi tahu nggak, pernah sekali waktu gue sempat terkaget-kaget pas beli kerak telor ini. Gue udah siap-siap menontoni abangnya beraksi dengan wajannya dan menunggu agak lama karena gue pesan 2 porsi kerak telor, tau-taunya si abang hanya membuka termos nasi di samping pikulannya, merogoh 2 bungkusan kertas cokelat dan langsung dimasukkan ke kantong kresek putih. Wah, ready stock nih. Sihir!

Saturday, July 09, 2005

Sekitar Sarinah Thamrin


Sebelum tidur semalam baru ingat kalau hari ini ada rencana mau ketemuan sama Elida buat membahas jadwal kegiatan pas jalan-jalan ke Madura, Malang, Surabaya nanti. Gue kirim sms ke dia, isinya: ketemuannya jadi besok atau minggu depan ya? Pas terkirim pas mati pula hp gue karena habis batere. Ya sudah, besok pagi saja cek jawabannya.

Ternyata memang jadinya hari ini, jam 11 di Oh La La Thamrin. Ketika gue sampai di sana sudah ada Eko dan Nina juga. Ngobrol, becanda dan ketawa-tawa sebentar di tempat ini, lalu kami ke depan Sekolah Belarminus. Ada banyak penjual makanan di sini dan kami memilih ketoprak, mi ayam dan somai buat menu makan siang. Sekelar makan, kami pindah ke Cafe Pisa buat makan es krim. Hmm, cuci mulut yg nikmat!

Karena hari masih panjang, kami mulai berjalan lagi menuju Sarinah, menemani Nina yg mau belanja kaos. Saat berada di sini, Mbak Tikka sempat menelepon dan mengajak bertemu. Wah kebetulan, gue minta saja dia untuk ikut nonton di Djakarta Theater bareng dengan teman-teman. Dia setuju dan kami akhirnya bertemu di depan gerai Dunkin Donut.

Sekelar membeli tiket film, gue denger cerita Mbak Tikka tentang Si Dorong Mobil. Hehehe, banyak juga update-nya, habis lama banget nggak ketemuan selama ini. Kami ngobrol sembari cuci mata di Sport Warehouse dan Lotus lalu duduk bareng teman-teman di bioskop. Ada Tiwi dan Malihah juga yg menyusul belakangan. Mereka baru saja selesai mengarungi sungai Ciliwung barengan aparat wilayah Jakarta Selatan. Uuh, pasti pegel-pegel habis mendayung perahu seharian. Untung nggak ada yg kecemplung ya.... - Gue sempat nanya Tiwi, kenapa HP-nya hilang karena tadi pas gue kirim sms, dia nggak kenali nomor gue. Dan tahu nggak, Tiwi cerita dia habis dirampok di taksi dan ditinggalkan di sekitar Masjid At-tin Taman Mini. Syukur dia selamat dan nggak diperlakukan kasar oleh perampoknya -

Kami kemudian berpisah dengan Tiwi dan Malihah ketika panggilan pemutaran film di Studio 1 terdengar. Uh, kembali menonton film yg gue pernah tonton di TV di masa-masa kecil dulu sangat menyenangkan!Image hosted by Photobucket.com Hehe, tokoh Ben Grimm yg jadi The Thing cocok abis sama gambaran yg gue ingat di film kartunnya dulu dan gue sempat berkaca-kaca waktu The Thing ditolak dan ditinggalkan istrinya. Sedih! Cerita filmnya biasa tapi ada beberapa dialog yg cukup lucu, penggunaan efeknya lumayan. Ya, buat gue, film ini termasuk kategori menghibur.


Sebelum pulang, Elida, Eko, Nina, Tikka dan gue makan malam di Hot Pot Garden. Meskipun Elida meramalkan makan gue bakal gila-gilaan, ternyata selera makan gue normal-normal aja tuh, enggak seheboh waktu pertama kali gue makan di sini sih.... Puas makan, kami berpisah di Sarinah Thamrin. - Eh, gue masih sempat-sempatnya belanja CD dulu di D'Music. Sialan, banyak CD bagus. Ujung-ujungnya gue jadi ngeborong 5 judul dan tidak ada penyesalan sama sekali saat menggesek kartu kreditnya. Puas!! -

Friday, July 08, 2005

Ganti Kusen


Mulai hari ini di rumah lagi ada perbaikan sedikit. Tepatnya di beberapa kusen pintu yg sudah mulai usang dan rapuh dimakan rayap. Beberapa hari kemarin gue sempat ngobrol sama ibu dan gue sedikit memaksa dia untuk segera ambil tindakan. Mau tunggu sampai kapan, masa nggak dibetulin juga?

Jujur, walaupun rumah orangtua gue ini rasanya cuma jadi 'tempat numpang tidur' karena waktu gue lebih banyak di luar, ada rasa kesal kalau rumah dibiarkan terbengkalai, nggak terawat. Rumah ini tempat tinggal gue dari lahir, belajar jalan sampai lepas popok, lalu masuk sekolah sampai punya kerjaan. Kebayang dong udah berapa lama umurnya? Meski saat ini harus mengeluarkan duit ekstra dari rekening gue, paling nggak gue puas ada yg mulai dibereskan, dirapikan, diurus dari sekarang.

Pagi tadi gue juga sempat melayangkan pandangan ke tukang yg lagi kerja memasang kusen sementara bapak sibuk mencopot-copoti kayu tua dari kusen pintu yg lain. Hmm, pasti dia senang sekali punya 'mainan' yg bisa dibakar-bakar hari ini....

Sunday, July 03, 2005

Menyenangkan!

Sekian banyak cerita berlangsung di hari-hari kemarin. Ada yg mengesalkan, menyebalkan, membosankan, menguras enerji. Di lain sisi, ada juga yg membahagiakan, memunculkan senyum, menimbulkan harapan. Dua kontradiksi, dua ekstrim yg selalu bisa menambah warna, memperkaya arti dan memaknai kehidupan. Dua mata koin, yg seperti judi hasilnya selalu memberikan kejutan di tangan pelemparnya.

Nikmatnya hidup dengan anugerahNya!


nb:
terimakasih, buat teman-teman sepekerjaan, terimakasih, buat teman-teman seminatsehobi, terimakasih, buat teman-teman baik yg tidak ragu-ragu berbagi komentar dan telinga saat diperlukan....