Catatan Dini
Sejak kemarin aku dititipkan mama-papaku di rumah Eyang karena mereka berdua punya urusan. Biasanya kalau pagi saat mama-papa pergi kerja, aku ada di rumah Oma Betty, mamanya mama. Tapi sejak tanggal 3 lalu, pas hari ulang tahun Uti (Eyang Putri), aku tiba-tiba saja rada cuek pas diajak pulang sama mama-papa. Aku malah asik mengobrol sendiri dan tidur-tiduran di kamar Uti.
Akhirnya, aku menginap dan ini pengalaman pertamaku tidur di rumah Eyang tanpa mama-papa. Aku sudah biasa ditinggal jadi aku merasa biasa-biasa saja. Tetapi aku tiba-tiba sempat agak sedih dan memanggil mama saat motor mereka bergerak. Auntie kebetulan sedang menggendongku. Dia membujuk aku dan menaruhku berdiri di pintu pagar. Auntie bilang dadah ke mama-papa, aku jadi lupa sedihku dan ikut bilang dadah juga ke mereka.
Sepanjang aku di sini, aku dekat dengan Auntie. Tadi pagi aku ketuk pintu kamarnya lagi, mau ngebangunin Auntie. Auntie lama banget keluarnya padahal aku sudah kencang mengetuk dan memanggil namanya: Ti, Ti! (mungkin Auntie berpikir aku memanggil langsung namanya -Titi- Aku kan baru belajar berkata-kata, jadi sering tidak jelas mana yg dimaksud. Aku baru bisa mengucap suku kata terakhir saja nih)
Main sama Auntie puas rasanya. Aku suka digendongnya. Dia juga suka mengikuti aku jalan keliling rumah. Dini berputar-putar kayak satpam nih, begitu kata Uti. Sambil jalan, aku sesekali meraih benda apa saja yg bisa kupegang. Koran, sendok, garpu, botol minyak wangi. Kadang aku juga memanjat kursi untuk membuka laci, memanjat meja buat bermain dengan telepon atau radio-kaset. Kadang aku buka-tutup lemari dan mengeluarkan apa saja yg bisa dijangkau atau sesekali berteriak-teriak. Auntie seringnya juga ikut berteriak dan menjerit-jerit padahal dia nggak tahu tuh apa arti jeritanku..
Yang gue suka dari Dini cuma satu hal, energinya nggak ada habisnya
dan ocehannya yg ekspresif. Gue malah sempat merekam suaranya di hp saat dia
asik ngoceh sendirian.
Ngomongnya yg belum berstruktur itu benar-benar bahasa bulan. Yang sering
dia ucapkan belakangan hari ini KA-BE-DE dan DI-DU-DI.
Dari bunyi ini kadang gue dapat berbagai versi dan intonasi pengucapannya. Mulai
dari suara lembut sampai keras, kadang agak cepat bahkan berirama seperti nyanyian.
Gue selalu cengar-cengir mendengarnya.
Oya, Dini lagi suka nyanyian 'kalau kau senang hati: tepuk tangan' yg gue ajarkan
padanya. Dia senang bertepuk tangan walaupun tepuknya suka lebih awal dari kata/lirik
lagunya. Saat main dengan dia, semua perbendaharaan lagu anak-anak
yg gue tahu keluar semua. Ya, yg simpel aja, yg katanya gampang dicerna dan
yg bisa dilakukan dengan gerakan tangan atau tubuhnya.
Duh, kalau lihat gayanya saat mengikuti nyanyian dan melihat mata bulatnya
yg sarat ekspresi itu, nggak ada deh hadiah yg paling bagus, balasan yg paling indah
yg pernah gue terima. Makasih ya, Din!
<< Home