De ikans
Waktu kecil, tiap kali ada pelajaran menggambar, gambar gue selalu standar. Dua buah gunung, matahari di tengah, jalan lurus membelah dua bidang sawah. Gila ya, nggak kreatif banget. Nggak paham apa waktu di SD - jaman gue dulu - semua anak diajari menggambar dengan cara ini. Terus sadar atau tidak, pemandangan ini terus terpatri di otak dan tertuang lagi, dan lagi, di kertas gambar. Heh, nggak punya gambar lain apa?
Begitu ada Pak Tino Sidin di tivi, gue mulai belajar menggambar benda-benda lain. Tetap nggak banyak nambah 'kosa gambar' gue sih, gue juga nggak pintar-pintar amat gambar, tapi ada bentukan lainlah yg tercipta. Dari kecil, gue kagum sama nyokap yg menurut gue pintar gambar. Kayaknya enteng aja dia narik garis, terus jadi deh. Gambar bebek, burung, kuda, macan, yang buat gue susah banget. Udah gitu, gue paling bodoh kalo harus menggambar dengan dimensi yg lebih dari satu. Mak! Lain kali aja ya....
Akhirnya, gue cukup bahagia dengan cara gambar yg gue bisa sekarang ini. Nggak tau apa namanya atau jenisnya, tapi itu gambar yg paling ngegambarin gue banget. Eh, pernah ada kejadian ajaib jaman SMP ( atau SMA ya? ) Disuruh gambar dengan tema bebas, gue gambar -sebenarnya rada standar banget, tau dong yg dimaksud? - cuma gue bumbui lagi dengan gambar perkampungan dengan tiang-tiang sangkar burung dan orang-orang yg seperti korek api itu. Entah silap mata atau bagaimana, pak guru gue ngasih ponten 9, jek. Hah!
Harusnya gue bingkai kali ya, buat kenang-kenangan....
<< Home